SROI atau Social Return on Investment merupakan salah satu cara untuk mengukur nilai-nilai yang sering kali terabaikan dalam laporan keuangan, seperti: faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Metode ini dapat mengidentifikasi seberapa efektif suatu perusahaan menggunakan modal dan sumber daya lainnya untuk menciptakan nilai bagi masyarakat. Sementara analisis biaya-manfaat secara tradisional digunakan untuk membandingkan berbagai investasi atau proyek, SROI sering digunakan untuk mengevaluasi perkembangan umum dampak finansial dan sosial yang dimiliki perusahaan.
Kita juga dapat menggunakan SROI untuk perencanaan strategis, perbaikan, mengomunikasikan dampak, menarik investasi, atau membuat keputusan investasi. Hal ini dapat membantu manajer untuk memutuskan alokasi waktu dan uang.
Ada dua jenis SROI, yaitu SROI evaluatif dan SROI pra-estimasi. SROI evaluatif dilakukan untuk melihat kejadian masa lalu dan berdasarkan hasil aktual yang telah terjadi. Sedangkan SROI prakiraan merupakan kegiatan yang memperkirakan seberapa besar nilai sosial yang akan tercipta jika kegiatan tersebut memenuhi hasil yang diharapkan.
Tujuh (7) prinsip SROI adalah melibatkan pemangku kepentingan, memahami perubahan, menilai prioritas, hanya memberikan masukan yang penting, tidak mengklaim secara berlebihan, transparan dan selalu melakukan double check.
Dalam melaksanakan kegiatan SROI ada beberapa tahapan yang rutin dilakukan:
Membuat scope dan mengidentifikasi pemangku kepentingan
Memetakan outcome ke dalam peta impact
Mengumpulkan dan menetapkan nilai data
Mereduksi data penting
Menghitung SROI
Melaporkan, mengimplementasikan dan menanamkan nilai
Empat elemen utama yang dibutuhkan untuk mengukur SROI adalah: input, output, outcome dan impact. Rumus umum yang digunakan untuk menghitung SROI adalah sebagai berikut:
SROI = (nilai dampak sosial-jumlah investasi awal): total investasi awal x 100%
Referensi:
Investopedia.com, socialinvestment.id, Majalahcsr.id

